Sepakbola bukanlah matematika. Tak ada rumus dan hitungan pasti yang bisa mengukur hasil pertandingan. Kata-kata itu memang sudah sering terdengar, tapi berulang kali terbukti di dunia sepakbola.
Bukti terbaru, taburan pemain bintang dengan gaji selangit nyatanya tak mampu membawa klub kaya Cina, Shanghai Shenhua untuk langsung meraih kesuksesan. Shanghai Shenhua yang diperkuat pemain bertitel gaji terbesar di dunia, Carlos Tevez justru disingkirkan klub medioker dari Australia, Brisbane Roar. Alhasil, klub yang berjuluk The Flower of Shanghai itu pun tak mampu lolos play-off Liga Champions Asia.
Tevez gagal bawa Shanghai Shenhua lolos ke Liga Champions
Untuk diketahui, Brisbane Roar sendiri mayoritas sahamnya adalah milik Bakrie Group dari Indonesia.
Mayoritas saham Brisbane Roar dimiliki Bakrie Group
Kegagalan melaju ke fase utama kompetisi paling elit se-Asia itu sangat mengecewakan. Terlebih, Shanghai Shenhua yang pada klasemen musim lalu duduk di posisi 4 itu, sebelumnya diprediksi akan menggenapi jumlah tim dari Negeri Tirai Bambu di Liga Champions Asia. Tiga tim lainnya, Guangzhou Evergrande, Jiangsu Suning, dan Shanghai SIPG telah lolos ke fase utama.
Reputasi liga Cina yang tengah disorot dan plus materi pemain Shenhua yang mentereng semakin menyesakkan fakta bahwa mereka tak lolos play-off. Selain Tevez, Shanghai Shenhua juga memiliki pemain-pemain top seperti Obafemi Martins dan Fredy Guarin.
Selain Tevez, Shanghai Shenhua juga diperkuat Fredy Guarin dan Obafemi Martins
Namun, sekali lagi fakta menunjukkan guyuran uang yang bisa mendatangkan pemain berlabel bintang tak selalu selaras dengan jaminan kemenangan di lapangan hijau.