Okta dan Dian
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Duka mendalam menyelimuti kediaman Diana Simatupang (24) di Griya Serpong RT 01 / RW 08 Blok AB No. 1 Kelurahan Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang pada Minggu (23/4/2017). Diana merupakan satu dari korban yang tewas dalam insiden kecelakaan beruntun di Puncak, Bogor pada Sabtu (22/4/2017).
Hujan air mata mengiringi prosesi pemakaman korban. Gadis berusia 24 tahun ini rencananya akan menikah dengan lelaki idamannya yakni Oktariansyah Purnama Putra (26).
Calon suaminya itu juga turut tewas dalam tragedi kecelakaan maut.
Mereka berboncengan menaiki sepeda motot Yamaha Vixton warna hitam dalam perjalanan ke Puncak.
"Mau dilamar tanggal 15 Mei ini. Rencana nikahnya tanggal 24 Mei," ujar Anderson Simatupang (61) ayahanda dari korban berlinangan air mata saat ditemui di kediamannya pada Minggu (23/4/2017).
Keduanya merajut cinta sudah setahun lamanya. Kekasih Diana ini berasal dari Palembang.
"Pacaran sekitar satu tahunan. Awalnya satu kantor, tapi sekarang pacarnya pindah kerja di tempat lain," ucapnya.
Diana merupakan anak bungsu dari pasangan Anderson dan Kamsiah.
Perempuan berparas cantik ini bekerja di Andalan Finance cabang Alam Sutera, Tangerang Selatan.
Hujan air mata mengiringi prosesi pemakaman korban. Gadis berusia 24 tahun ini rencananya akan menikah dengan lelaki idamannya yakni Oktariansyah Purnama Putra (26).
Calon suaminya itu juga turut tewas dalam tragedi kecelakaan maut.
Mereka berboncengan menaiki sepeda motot Yamaha Vixton warna hitam dalam perjalanan ke Puncak.
"Mau dilamar tanggal 15 Mei ini. Rencana nikahnya tanggal 24 Mei," ujar Anderson Simatupang (61) ayahanda dari korban berlinangan air mata saat ditemui di kediamannya pada Minggu (23/4/2017).
Keduanya merajut cinta sudah setahun lamanya. Kekasih Diana ini berasal dari Palembang.
"Pacaran sekitar satu tahunan. Awalnya satu kantor, tapi sekarang pacarnya pindah kerja di tempat lain," ucapnya.
Diana merupakan anak bungsu dari pasangan Anderson dan Kamsiah.
Perempuan berparas cantik ini bekerja di Andalan Finance cabang Alam Sutera, Tangerang Selatan.
"Sudah dipersiapkan segala pernikahannya," kata sang Ayah tampak bola matanya berkaca - kaca.
Anderson mengaku mempunyai firasat yang mengganjal ketika Diana pamit dari rumahnya. Korban pamitan kepada orangtuanya untuk bertolak ke Puncak.
"Waktu mau pergi enggak seperti biasa. Saya kaget waktu dia (Diana) pamit salim tangan ke saya," ungkap Anderson.
Pasalnya menurut Anderson, si bingsu itu ketika mau pergi kerja lebih sering berlalu begitu saja. Tanpa pamitan kepada orangtuanya.
"Dia mau berangkat saya tanya, memang mau ke mana? Terus dia senyum - senyum," tuturnya.
Diana menjawab dirinya hendak berangkat kerja. Kemudian setelah kerja berniat piknik ke Puncak bersama rekan kantornya.
"Ada acara di Puncak, dia juga berangkat sama calon suaminya," imbuh Anderson.
Pingsan
Pada Sabtu (22/4/2017) malam keluarga mendapatkan kabar buruk. Mendengar informasi yang tak mengenakan ini, Kamsiah ibunda Diana langsung jatuh pingsan.
Sebelum tak sadarkan diri, sang bunda menangis meraung - raung. Ia sungguh tak percaya, kecelakaan beruntun di Puncak itu merenggut nyawa buah hatinya.
"Ibunya pingsan, yang pertama kali dapat kabar itu pamannya," jelas Anderson.
Pamannya ini bekerja di kantor yang sama dengan korban. Kemudian memberikan kabar ke orangtua korban bahwa Diana menjadi korban insiden maut tersebut.
"Kami langsung ke sana untuk mengecek kebenarannya. Ternyata benar itu Diana," kata ayahanda korban terdengar lirih.
Cincin dan Kelinci
Keluarga sangat menyayangkan petistiwa ini terjadi. Mereka mengenang korban sebagai sosok yang riang gembira dan baik hati.
Anderson terbata - bata saat menceritakan sosok anak bungsunya itu. Ia begitu menyayangi korban dan tak bisa menyembunyikan kepiluannya.
"Namanya anak bungsu ya pastinya merasa sayang banget," ujar Anderson tampak sendu.
Untuk mengenang buah hatinya itu, sang ayah mengenakan cincin yang kerap dipakai korban.
Anderson juga terngiang dengan dua ekor kelinci yang baru beberapa waktu lalu dibeli Diana.
"Kelincinya yang hidup tinggal satu. Sekarang sudah besar. Itu jadi kenang - kenangan yang ada ditinggalkan anak saya," papar Anderson terdengar suaranya bergetar.
Anderson mengaku mempunyai firasat yang mengganjal ketika Diana pamit dari rumahnya. Korban pamitan kepada orangtuanya untuk bertolak ke Puncak.
"Waktu mau pergi enggak seperti biasa. Saya kaget waktu dia (Diana) pamit salim tangan ke saya," ungkap Anderson.
Pasalnya menurut Anderson, si bingsu itu ketika mau pergi kerja lebih sering berlalu begitu saja. Tanpa pamitan kepada orangtuanya.
"Dia mau berangkat saya tanya, memang mau ke mana? Terus dia senyum - senyum," tuturnya.
Diana menjawab dirinya hendak berangkat kerja. Kemudian setelah kerja berniat piknik ke Puncak bersama rekan kantornya.
"Ada acara di Puncak, dia juga berangkat sama calon suaminya," imbuh Anderson.
Pingsan
Pada Sabtu (22/4/2017) malam keluarga mendapatkan kabar buruk. Mendengar informasi yang tak mengenakan ini, Kamsiah ibunda Diana langsung jatuh pingsan.
Sebelum tak sadarkan diri, sang bunda menangis meraung - raung. Ia sungguh tak percaya, kecelakaan beruntun di Puncak itu merenggut nyawa buah hatinya.
"Ibunya pingsan, yang pertama kali dapat kabar itu pamannya," jelas Anderson.
Pamannya ini bekerja di kantor yang sama dengan korban. Kemudian memberikan kabar ke orangtua korban bahwa Diana menjadi korban insiden maut tersebut.
"Kami langsung ke sana untuk mengecek kebenarannya. Ternyata benar itu Diana," kata ayahanda korban terdengar lirih.
Cincin dan Kelinci
Keluarga sangat menyayangkan petistiwa ini terjadi. Mereka mengenang korban sebagai sosok yang riang gembira dan baik hati.
Anderson terbata - bata saat menceritakan sosok anak bungsunya itu. Ia begitu menyayangi korban dan tak bisa menyembunyikan kepiluannya.
"Namanya anak bungsu ya pastinya merasa sayang banget," ujar Anderson tampak sendu.
Untuk mengenang buah hatinya itu, sang ayah mengenakan cincin yang kerap dipakai korban.
Anderson juga terngiang dengan dua ekor kelinci yang baru beberapa waktu lalu dibeli Diana.
"Kelincinya yang hidup tinggal satu. Sekarang sudah besar. Itu jadi kenang - kenangan yang ada ditinggalkan anak saya," papar Anderson terdengar suaranya bergetar.