Memang kita membutuhkan jasa para tukang parkir ini. Saat ini profesi ini bahkan penghasilan sangat bisa melebihi staff kantoran. Ambil saja para staff bergaji antara 5 hingga 10 juta, untuk kalangan menengah. Namun tukang parkir seperti dipasar, atm, bank, dan tempat ramai lainya. 200 kendaraan perhari dengan tarif 2000 mereka bisa kumpulkan 400.000,- jika dikalikan sebulan sudah Rp 12 juta. Keren ya, setara manager peusahaan kecil mungkin.
Makanya tak heran jika sekarang profesi ini jadi rebutan. Siapa yang mau menyalahkan? Tidak ada kecuali pemerintah bekerjasama dengan para pengusaha membuka lapangan pekerjaan. Serta juga lebih giat membina UKM dan menyerap produk-produk mereka untuk dipasarkan. Mungkin itu salah satu solusi saja.
Dan lagi-lagi tak patut salahkan pemerintah, jika SDM nya mau enaknya saja. Dengan bermodal kertas laminating dan peluit, jalan sudah jadi lahan bisnis.
Seperti curhat seorang netizen ini di akun facebooknya.
Malang Darurat Juru Parkir..
Ketika Masyarakat Lebih Mementingkan Jadi Tukang Parkir Daripada Bekerja..
1. ketika 100 sepeda motor parkir.. kalikan aja dengan 2000 rupiah..
2. ketika lebih enak jadi juru parkir liar ketimbang juru parkir resmi karena penghasilan lebih banyak.. mau disetor kemana,, parkir aja gak pake karcis resmi.. kalaupun ada karcis itu dari lingkungan setempat bukan dari dishub..
3. dengan dalih "itu lahan saya atau itu sepengetahuan lingkungan setempat", maka selamat anda melestarikan premanisme dan pemalakan di Kota Malang..
4. Ketika karcis parkir dilaminating agar bisa dipakai berkali kali..
Monggo ada yang mau nambahi.. akan saya edit di postingannya..
catatan : postingan ini bukan menyudutkan tapi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri..
Memang kita tidak bisa semata-mata menyalahkan, bila jadi tukang parkir maka bijaklah.Kadang malah ada tukang parkir yang sama sekali tak menarik pengendara. Kadang ada yang dikasih berapapun diterima saja. Tetapi banyak parkir liar yang mengumpat karena kurang kita bayarnya. Ada yang sampai berkelahi kadang gara-gara masalah parkir. Begitu dibayar parkirnya malah ditinggal begitu saja. Sekali lagi bukan untuk menyudutkan siapapun. Namun itulah fenomena parkir.