Apa bayangan anda bila mendengar kata polisi. Mendengar istilah tersebut pastinya kita membayangkan sosok yang gagah dan siap untuk menangkap pelaku kriminalitas. Akan tetapi hal berbeda dialami oleh Aipda Beni Hendrik Hernawan(38).
Polisi yang bertugas dibagian Administrasi Lalu lintas di Polsek Rancaekek, Kabupaten Bandung ini tidak bisa menjalankan tugas sebagai polisi yang sebelumnya menjadi kewajibannya, setelah sepasang kakinya harus diamputasi akibat kecelakaan saat bertugas.
Insiden naas tersebut terjadi pada tahun 2005 silam saat bapak dua anak ini bertugas di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung. Saat itu Aipda Beni tengah menangani kasus kecelakaan antara truk dan mobil.
"Ketika itu saya berada ditengah-tengah antara truk dan mobil sedang olah tempat kejadian perkara (TKP), kemudian dari belakang truk, meluncur bus dan menabrak bagian belakang truk," katanya, Kamis (18/6/2015).
Seketika Aipda Beni yang tengah berada diantara truk dan mobil langsung terjepit. "Jadi itu langsung ngepres. Saya disitu masih inget ada di tengah jadi ketahan ditengah-tengah," ucapnya.
Kejadian ini membuat Aipda Beni pingsan dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Cicalengka akibat mengalami pendarahan hebat pada kakinya.
Harus Diamputasi
Parahnya luka yang diakibatkan kecelakaan saat bertugas di Nagreg, Kabupaten Bandung memaksa Aipda Beni Hendrik Hernawan (38) dirujuk ke Rumah Sakit Halmahera karena Rumah Sakit Cicalengka yang sebelumnya menjadi tempat dirawatnya Aipda Beni tidak mempunyai banyak fasilitas memadai untuk bisa memberikan perawatan terbaik.
Bukan berita baik usai Aipda Beni dirujuk ke Rumah Sakit Halmahera. Saat itu dokter yang menanganinya memutuskan untuk mengamputasi kaki sebelah kirinya, alasannya bila tidak dilakukan amputasi maka nyawa Aipda Beni terancam.
"Saya sempat shock dan tidak bicara dengan keluarga. Saya perlu beberapa hari untuk memutuskan hal tersebut karena saat itu belum siap hidup tanpa kaki," tambahnya.
Namun keputusan mengejutkan dilakukan oleh Aipda Beni, dirinya bahkan memutuskan untuk mengamputasi kaki kanannya karena telah mengalami pembengkakan yang hebat. Bagian betis telah membesar melebihi bagian paha. Bukan darah yang menggumpal dan membuat kaki kanannya membengkak, akan tetapi nanah yang terkumpul dan mengakibatkan kaki kanannya membusuk.
"Saya akhirnya memutuskan untuk mengamputasi kedua kaki saya karena yang kanan sudah gak kerasa lagi. Meski dokter belum memutuskan mengamputasi, saya yang meminta. Operasi pertama dan kedua berselang 10 hari," tuturnya.
Keputusasaan. Kalimat itu yang ada dibenak Aipda Beni usai menjalani operasi amputasi. Masa 40 hari perawatan menjadikan dirinya depresi dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
"Saya 40 hari dirawat di rumah sakit. Habis itu saya drop mental saya jatuh down dan membuat tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena minder dengan kondisi saya seperti itu," jelasnya.
Mengharukan kisah Aipda Beni ini, meskipun disabilitas ia tetap menjalani kehidupan dan tugasnya. Kita yang masih sehat, janganlah berputus asa bila saat ini kondisi materi kita kurang beruntung. Asal kita mau berusaha dan berdoa, maka Allah tak akan begitu saja meninggalkan kita. (wajibbaca.com)