Jakarta - Mayoritas pemilih warga DKI Jakarta menginginkan gubernur baru dalam kontestasi Pilkada DKI 2017 nanti. Hal ini dianggap sebagai berita buruk bagi Ahok dan tim pemenangan.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bertajuk "Mayoritas Publik DKI Jakarta Inginkan Gubernur Baru", di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (14/12).
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil penetilian yang dilakukan oleh LSI, 60,3 persen warga Jakarta menginginkan gubernur baru.
"Ini berita yang buruk untuk Ahok dan teamnya. Opini pemilih Jakarta di bulan Desember 2016 seperti yang direkam melalui survei LSI menyatakan sekitar 60,3 persen publik Jakarta ingin gubernur baru," kata Adjie.
Kata Adjie, jika sentimen ingin gubernur baru ini tak kunjung turun, maka Ahok potensial kalah dalam kontestasi Pilkada DKI, jika tidak di putaran pertama, atau di putaran kedua.
"Untuk menang Ahok butuh dukungan mayoritas pemilih Jakarta. Namun mayoritas pemilih Jakarta menjawab kami ingin gubernur baru," tegasnya.
Survei ini dilakukan pada tanggal 1-6 Desember 2016 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4,8 persen.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bertajuk "Mayoritas Publik DKI Jakarta Inginkan Gubernur Baru", di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (14/12).
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil penetilian yang dilakukan oleh LSI, 60,3 persen warga Jakarta menginginkan gubernur baru.
"Ini berita yang buruk untuk Ahok dan teamnya. Opini pemilih Jakarta di bulan Desember 2016 seperti yang direkam melalui survei LSI menyatakan sekitar 60,3 persen publik Jakarta ingin gubernur baru," kata Adjie.
Kata Adjie, jika sentimen ingin gubernur baru ini tak kunjung turun, maka Ahok potensial kalah dalam kontestasi Pilkada DKI, jika tidak di putaran pertama, atau di putaran kedua.
"Untuk menang Ahok butuh dukungan mayoritas pemilih Jakarta. Namun mayoritas pemilih Jakarta menjawab kami ingin gubernur baru," tegasnya.
Survei ini dilakukan pada tanggal 1-6 Desember 2016 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4,8 persen.