Tentara Myanmar tak hanya membakar kampung yang dihuni Muslim Rohingya di Provinsi Rakhine. Mereka juga memperkosa puluhan wanita di sana.
Delapan wanita Rohingya menceritakan mimpi buruk mereka pada kantorberita Reuters. Tiga melalui wawancara langsung, sedangkan lima lagi lewat sambungan telepon.
Militer Myanmar mulai masuk ke daerah Maungdaw tanggal 3 Oktober 2016 dengan tujuan mencari militan yang mereka tuduh bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang menewaskan polisi dan militer.
Seorang wanita berusia 40 tahun dari Desa U Shey Kya mengaku diperkosa 4 orang tentara Myanmar. Tentara itu juga memperkosa putrinya yang baru berusia 15 tahun.
"Mereka membawa saya masuk ke rumah dan memperkosa saya," kata dia pada Reuters. Wanita itu juga bercerita tentara Myanmar merampok perhiasan dan uangnya.
Wanita lain bercerita diperkosa beramai-ramai oleh tentara Myanmar. Saat itu di desa U Shey Kya, para pria umumnya sudah meninggalkan desa karena yakin akan dituding sebagai militan. Para wanita memilih tinggal karena mendengar kabar rumah yang kosong akan dibakar oleh tentara.
Namun mimpi buruk terjadi saat 150 tentara Myanmar memasuki desa mereka. Wanita berusia 30 tahun tersebut diperkosa berkali-kali.
"Mereka bilang pada saya 'Kami akan membunuhmu! Kami tak akan membiarkanmu hidup di negara ini!'," katanya menirukan ucapan pemerkosa.
Tentara Myanmar membakar habis desa. Mereka juga sengaja mencampurkan pasir ke penampungan beras warga Rohingnya.
"Kami tak bisa ke desa lain untuk meminta pertolongan medis. Saya tak punya makanan, pakaian dan uang. Saya merasa malu dan takut," kata wanita lain berusia 32 tahun.
Pemerintah dan militer Myanmar membantah semua pengakuan korban itu. Mereka menyebutnya sebagai karangan yang tak masuk akal.
"Ini cuma propaganda yang dibuat kelompok Muslim," sanggah Kepala Polisi Provinsi Rakhine Kolonel Sein Lwin.
Delapan wanita Rohingya menceritakan mimpi buruk mereka pada kantorberita Reuters. Tiga melalui wawancara langsung, sedangkan lima lagi lewat sambungan telepon.
Militer Myanmar mulai masuk ke daerah Maungdaw tanggal 3 Oktober 2016 dengan tujuan mencari militan yang mereka tuduh bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang menewaskan polisi dan militer.
Seorang wanita berusia 40 tahun dari Desa U Shey Kya mengaku diperkosa 4 orang tentara Myanmar. Tentara itu juga memperkosa putrinya yang baru berusia 15 tahun.
"Mereka membawa saya masuk ke rumah dan memperkosa saya," kata dia pada Reuters. Wanita itu juga bercerita tentara Myanmar merampok perhiasan dan uangnya.
Wanita lain bercerita diperkosa beramai-ramai oleh tentara Myanmar. Saat itu di desa U Shey Kya, para pria umumnya sudah meninggalkan desa karena yakin akan dituding sebagai militan. Para wanita memilih tinggal karena mendengar kabar rumah yang kosong akan dibakar oleh tentara.
Namun mimpi buruk terjadi saat 150 tentara Myanmar memasuki desa mereka. Wanita berusia 30 tahun tersebut diperkosa berkali-kali.
"Mereka bilang pada saya 'Kami akan membunuhmu! Kami tak akan membiarkanmu hidup di negara ini!'," katanya menirukan ucapan pemerkosa.
Tentara Myanmar membakar habis desa. Mereka juga sengaja mencampurkan pasir ke penampungan beras warga Rohingnya.
"Kami tak bisa ke desa lain untuk meminta pertolongan medis. Saya tak punya makanan, pakaian dan uang. Saya merasa malu dan takut," kata wanita lain berusia 32 tahun.
Pemerintah dan militer Myanmar membantah semua pengakuan korban itu. Mereka menyebutnya sebagai karangan yang tak masuk akal.
"Ini cuma propaganda yang dibuat kelompok Muslim," sanggah Kepala Polisi Provinsi Rakhine Kolonel Sein Lwin.
sumber : merdeka.com